Selasa, 28 Mei 2013

Suri Tauladan

Pinter!!!!!!


Setiap aku mau berangkat  mengajar,  anakku (8 tahun) selalu bertanya jam berapa akan pulang . Dia menatap mataku dengan sungguh-sungguh untuk mendengar  angka yang kusebutkan.

"Jam lima!" jawabku , dan dia akan selalu menawar agar aku datang lebih cepat. Atau dia akan mengatakan,

"Bener ya jam lima..., awas ya jangan kayak kemaren, bilangnya jam lima tapi mamah malah datang setengah tujuh !!! "

"Iya..iya...!" kataku sambil bergegas berangkat.


Suatu hari aku terlambat lagi dari waktu yang sudah kami sepakati. Aku tiba di rumah jam setengah delapan karena ada latihan persiapan performance di sekolah sampai jam empat. Setelah itu meeting panitia, dan jalanan Pondok Pinang Ciputat macet parah.


Anakku sedang di masjid untuk  shalat isya bersama teman-temannya. Aku menjemputnya di depan masjid setelah ia selesai shalat. Dia keluar, melihatku sekilas, mengenakan sendal jepit oranyenya, lalu berjalan ke arahku.

Ia melotot, menyerahkan mukena pink-nya yang terbungkus sajadah dan berkata sambil menunjuk pergelangan tangannya,

"Ini jam lima? Pinterrrr!!!! "

 Tak tahu harus bereaksi apa, , aku malah tertawa  terbahak-bahak. Ia melengos melewatiku, pulang duluan.

==============================

Beberapa hari kemudian, saat suasana hatinya sedang nyaman, sambil duduk-duduk minum teh hangat di teras rumah, kami membahas kejadian itu. Dia bertanya:

"Mah, kenapa sih mamah suka break your promise?"
"Yang mana?"
"Banyak.. terutama yang pulang telat. Kakak kan nggak mau ngaji kalau di mesjid ga ada mama."
"Oh... ituuu.. ya..ya, nanti mama jawab, tapi kenapa ya kemaren kakak bilang pada mama bahwa mama "pinter" waktu mama telat?"

Dia tersenyum. Aku menambahkan, "Bukannya pinter disitu nggak tepat kak? kata pinter tuh biasanya diucapkan dalam kata-kata pujian, misalnya, "Aduh kaka pinter deh merapikan tempat tidur sendiri"

"Mama tidak merasa pernah ngajarin kakak kata-kata itu, kan?"
"Maaf ya mah, it's not your fault"  katanya sambil menunjuk mulutku.
"Who is it then?"
"It was my ugly ugly ugly sister, Teta"
"Really? kapan dia bilang gitu?"

Sambil memperagakan sesuatu, anakku menjelaskan, saat aku tidak ada di rumah, dan Teta, kakaknya (18 tahun)  mengambil alih tanggung jawab kerapihan rumah, dia dengan tanpa sengaja menumpah kan teh manis di atas meja.

"Cinta? kenapa tehnya ditumpahkan? pinterrr!"


















 

Tidak ada komentar: