Minggu, 20 September 2015

IPAH

(Sebuah Renungan)

Selain air putih hangat , Ipah berangkat ke sekolah nyaris tanpa sarapan .
Karena persediaan makanan terbatas, Mak bilang, bekal nasi hanya untuk makan siang saja.
Jam pertama pelajaran Agama. Jam ke dua Geografi.

Pelajaran Agama dilalui dengan pesan2 spiritual uantuk selalu berbuat baik dan bersyukur.
Lalu pelajaran ke dua, Geografi

"Anak-anak.. " ibu guru Geonya memulai,
" Lihat betapa kaya negara kita.
Sumber karbohidrat kita saaaangat melimpah. " kata bu guru berapi-api.
Perut Ipah bernyanyi dengan merdunya merespon keterangan gurunya itu.
Lalu bu guru memperlihatkan gambar aneka makanan pokok; nasi, jagung, gandum, kentang, singkong, dan ubi.

Slide Show dari Power Point ibu guru itu sangat colorful dan menarik.
Sayang Ipah tak bisa menikmatinya.

"Laut Indonesia juga memiliki ribuan jenis ikan yang bisa dimanfaatkan oleh penduduk Indonesia, " lanjut bu guru teu cieum-cieum.

"Bukan hanya untuk makanan lezat penuh protein, tapi juga untuk memperkuat perekonomian kita". jelas bu guru semangat empat lima.
Ipah ingat penghuni kotak bekal di tasnya. Nasi nyaris tanpa lauk.
Ia memegang perutnya yang lapar. Ia membayangkan gurihnya ikan goreng hasil laut nusantara yang disuguhkan gurunyaitu.

Ikan2 itu menari2 mendekatinya, mengepul hangat di piring lengkap dengan sambal dan lalab rumbah.

"Ipah.. ayo konsentrasi kalau belajar!" tegur gurunya.
Ipah tersentak.
"Jarang makan ikan yaa? jadi cepat ngantuk!" kata bu guru lagi entah bertanya entah mengejek, menusuk ulu hatinya.

"Lihat semuanya.. ibu akan tampilkan di slide ini.. sumber alam kita juga diperkaya varietas buah2 tropis yang disukai warga dunia...Jeruk Medan.. salak Bali.. duku Palembang.. Melon Ngawi.. Semangka Mauk... "

Air liur ipah menetes. Tes...
Ipah tak tahan melihat gambar-gambar sarupaning bubuahan itu. Ia lupa sudah berapa lama ia tak makan buah.

"Anak2... Janganlah malas makan buah. Buah baik untuk kesehatan dan kecantikan.." pungkas bu guru.
Ipah tak mau memikirkan apakah pembahasan gurunya masih nyambung atau tidak dengan Geografi.
Sesungguhnya, Ipah juga tidak terlalu percaya pada gurunya itu.
Seperti biasa, ia hanya merasa itu hanyalah teori yang harus dihafalkan untuk bahan Ulangan.
Saat istirahat tiba, bergegas ia membuka bekalnya; nasi putih dengan tempe dan tahu goreng plus sambel goang.

Ditemani lagu "Kolam Susu" Koes Plus dari speaker kelas yang biasa dipasang saat istirahat, Ipah makan dengan lahap.
Saat ia makan hampir setengahnya, temannya mendekat dan memperhatikan sisa makanan itu.
"Apa bekalmu? " Tanya temannya.

"Oh.. hanya nasi dan tempe." kata Ipah malu. Ia kuatir teman itu meledeknya.
"Tadi sih ada tahu.. tapi sudah kuhabiskan.." kata Ipah asal bicara sambil menutup kotak nasinya.
"Oh... Kenapa kau tutup?" tanya temannya.

"Mm.. buat nanti sebelum pulang. Eh.. kenapa emang?" tanya Ipah menangkap sesuatu.
Lalu Ipah bertanya.."Kamu mau?"
Temannya mengangguk. Ia bilang ia malah tidak punya bekal apa2 untuk dimakan.
Lalu ia memakan sisa bekal Ipah dengan lahap. Hap !!
Sayup-sayup terdengar suara Koes Plus tadi...

Bukan Lautan
Hanya Kolam susu
Kail dan Jala cukup menghidupimu
Tiada Badai Tiada Topan
Kau Temui
Ikan dan Udang menghampiri dirimu

Orang Bilang Tanah kita
Tanah Surga
Tongkat Kayu dan Batu Jadi Tanaman
Ipah dan temannya tersenyum.

(Tuesday Night Fever)

Tidak ada komentar: