Minggu, 20 September 2015

Mathlaul Anwar
(1)
Madrasah tempat kami menuntut ilmu adalah Mathlaul Anwar. Sebuah lembaga da'wah yang kental dengan nilai- nilai spuritualitasnya.
Bagiku, MA bukan hanya tempat datang pagi-pagi, belajar, lalu pulang lagi di siang hari. Tapi ia lebih dari itu. Ia adalah nama yang sudah kudengar jauh sebelum aku lahir. Ia darahku..ia dagingku..
Bertempat di tonggoh sebelah kuburan di Kampungku, kulihat sekolahku itu begitu gagah..begitu berwibawa.
Untuk mencapainya, aku si gadis kecil yang baru menginjak 6 tahun saat itu harus terengah menaiki tangga ..tepatnya undakan tanah yang bercabang dua, satu menuju sekolahku, lainnya menuju pekuburan.
Mathlaul Anwar, melalui jalan setapak berundak tanah itu bermakna sangat filosofis bagiku, ia seperti sebuah persimpangan. .sebuah pilihan.. Mau Sekolah di MA, Atau mati saja di kuburan smile emoticon
Seperti sebuah anekdot. Tapi begitulah adanya. Aku merasa mendapat kan pilihan yang tepat ketika orang tuaku mendaftrkanku ke Madarasah Mathlaul Anwar.
Hari pertama aku mendapatkan pelajaran Fiqih. Tentang Kebersihan. Thoharoh
Ari najis eta aya tilu.. Mugholladzoh..mutawassitoh jeung mukhoffafah... Kata Pa Pudol.
Lamun urang diletak anjing kudu dikumbah ku taneuh tilu kali jeung cai baresih opat kali. Tambahnya.
Wah.. Aku kagum pada ajaran Islam sangat detil termasuk dalam menghadapi anjing. Aku kagum pada pa Pudol. Guru Mathlaul Anwar.
Keesokan harinya aku mendapatkan pelajaran Aqidah Akhlaq. Lalu sejarah Islam..Lalu Tauhid. Semuanya mengajarkan tentang kebaikan. Kesucian. Kejujuran. KeTuhanan..
Kini 40 tahun sejak saat itu ..
Aku mendengar kabar bahwa ada guru Mathlaul Anwar menjual ijazah..
Tadi pagi aku mendengar kabar bahwa Pegawai Mathlaul Anwar menjual foto dirinya..
Semoga ini kabar burung.
Pergilah wahai burung
Janganlah kau bawa kabar bohong itu lagi..
Pergilah...

Tidak ada komentar: